Ini adalah bagian ke 2, tentang kimia untuk Descaling Boiler. Bagi anda yang belum membaca bagian 1. Silahkan membacanya pada link berikut:

Inhibitor korosi asam adalah bahan kimia yang mencegah atau meminimalkan korosi logam yang disebabkan oleh asam yang digunakan untuk pembersihan kimia.

Jenis inhibitor ini disebut inhibitor tipe adsorpsi dan membentuk lapisan pelindung pada permukaan logam. Lapisan ini menolak larutan pembersih dari permukaan logam setelah kerak dihilangkan dan mencegah korosi.

A.1. Mekanisme fungsional inhibitor

Berbagai zat organik dengan berat molekul yang relatif tinggi, seperti amina alifatik, umumnya digunakan sebagai penghambat korosi untuk pembersihan asam. Penghambat korosi yang umum memiliki dua jenis gugus fungsi; satu adalah gugus polar untuk menyerap pada permukaan logam dan satu lagi adalah gugus hidrokarbon hidrofobik. Salah satu contoh inhibitor dari golongan amina adalah Hexametilen tetramin (Hexamin) – C₆H₁₂N₄.

Jenis inhibitor ini disebut inhibitor tipe adsorpsi dan membentuk lapisan pelindung pada permukaan logam. Lapisan ini menolak larutan pembersih asam dari permukaan logam setelah kerak dihilangkan dan mencegah korosi.

A.2. Pemilihan inhibitor

Karena tidak ada inhibitor korosi yang bisa dipakai untuk semua jenis larutan kimia, maka harus dipilih inhibitor yang tepat dan sesuai dengan kondisi pembersihan. Faktor-faktor penting yang memengaruhi kinerja inhibitor dibahas di bawah ini terutama untuk pembersihan kimia dengan asam klorida.

A.2.1. Dosis inhibitor ;

Efek inhibitor korosi umumnya meningkat hingga titik kritis tertentu seiring dengan peningkatan dosis. Di atas titik kritis ini, peningkatan efek hampir tidak diperoleh. Oleh karena itu, dosis inhibitor yang tidak mencukupi atau berlebihan harus dihindari.

A.2.2. Konsentrasi asam;

Umumnya, larutan asam klorida digunakan untuk proses cleaning (Descaling) dengan konsentrasi 5 hingga 10%. Sebagian besar inhibitor korosi menunjukkan efek yang stabil pada tingkat konsentrasi asam ini. Bisa saja kita menggunakan formulasi inhibitor korosi dengan asam klorida konsentrasi tinggi, dan diencerkan sebelum digunakan pada proses cleaning (Descaling).

A.2.3. Suhu pembersihan ;

Pembersihan dengan asam umumnya dilakukan pada suhu yang lebih tinggi daripada suhu sekitar. Karena setiap inhibitor memiliki suhu kritis yang dapat diterapkan, inhibitor yang sesuai harus dipilih dengan mempertimbangkan suhu pembersihan.

A.2.4. Durasi pembersihan;

Umumnya durasi pembersihan dengan larutan asam berkisar 4 hingga 8 jam. Namun, terkadang bisa saja durasi menjadi lebih lama untuk beberapa jenis kerak. Dalam kasus tersebut, harus dipilih inhibitor yang stabil untuk pembersihan jangka panjang.

A.2.5. Ion pengoksidasi ;

Ion pengoksidasi, seperti ion besi dan ion tembaga. Kedua ion ini akan mempercepat korosi asam pada besi. Korosi oleh ion pengoksidasi ini sulit dicegah dengan menggunakan inhibitor korosi asam. Sehingga harus ditambahkan reducing agent untuk mengimbangi laju korosi, akibat ketidak mampuan acid inhibittor menahan ion pengoksidasi ini.

A.2.6. Kecepatan aliran ;

Kecepatan aliran yang lebih tinggi umumnya memberikan efek pembersihan yang lebih baik. Namun, kecepatan aliran juga memengaruhi efek inhibitor. Untuk itu, pilihlah jenis Inhibitor yang sesuai dengan kecepatan aliran pembersihan yang direncanakan.

A.2.7. Gas yang dihasilkan oleh pelarutan kerak;

Kerak yang termasuk dalam golongan sulfida, sulfit, dll., akan menghasilkan hidrogen sulfida, sulfur dioksida, dan sebagainya selama pembersihan asam. Gas-gas yang dihasilkan tersebut menurunkan kinerja beberapa inhibitor. Dengan adanya pembentukan gas ini, harus dipertimbangkan pemilihan inhibitor yang sesuai.

2Fe3+ + Fe → 3Fe2+
Cu2+ + Fe → Cu + Fe2+

Baca lagi tentang Asam organik yang mampu mereduksi iron oxide (Fe) di sini.

B.1. Agen pelarut tembaga (Copper)

B.2. Agen pelarut silika

Silika hampir tidak larut dalam asam apa pun kecuali asam hidrofluorida. Oleh karena itu, ketika asam hidroklorida (HCl) digunakan untuk melarutkan kerak yang mengandung silika, zat pelarut silika digunakan bersama dengan asam tersebut. Gambar di bawah ini menunjukkan efek zat pelarut silika.

Dari gambar di atas, bisa dilihat efek penambahan pelarut silika seperti asam hidrofluorida terhadap laju kelarutan kerak silika. Paling efektif pelarut silika ditambahkan maksimal 1% dalam larutan HCl 5%. Sedangkan penambahan melebihi 1% tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap laju kelarutan kerak silika.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *